Minggu, 06 Mei 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan dan Sasaran Diet adalah jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang atau organisme tertentu. Jenis diet sangat dipengaruhi oleh latar belakang individu atau keyakinan yang dianut masyarakat tertentu. Walaupun manusia pada dasarnya adalah omnivora, namun suatu kelompok masyarakat biasanya memiliki preferensi atau pantangan terhadap beberapa jenis makanan. Berbeda dalam penyebutan dibeberapa negara, dalam bahasa indonesia, kata “Diet” lebih sering ditunjukkan untuk menyebut suatu upaya menurunkan berat badan atau mengatur asupan nutrisi tertentu. Dalam perkembangannya, diet dalam konteks upaya mengatur asupan nutrisi dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu : ●Menurunkan Berat (massa) badan misalnya bagi model atau aktris yang ingin menjaga penampilannya. ●Meningkatkan Berat (massa) badan misalnya bagi olahragawan atau atlet binaraga yang ingin meningkatkan massa otot. ●Pantang terhadap makanan tertentu misalnya bagi penderita diabetes(rendah karbohidrat dan gula). Gizi seimbang merupakan aneka ragam bahan pangan yang mengandung unsur-unsur gizi yang diperlukan oleh tubuh, baik kualitas (fungsinya), maupun kuantitas (jumlahnya). Direktorat gizi Depkes pada tahun 1995 telah mengeluarkan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Diet gizi seimbang adalah konsumsi makanan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi ibu hamil yang terdiri dari menu yang beraneka ragam makanan dalam jumlah dan proprosi yang sesuai. 1.2 Hipotesa atau Masalah Hipotesa atau masalah yang harus diperhatikan, yaitu : 1. Asupan zat gizi seimbang pasien yang sesuai dengan pasien 2. Ketidasesuaian diet dengan konsumsi zat gizi seimbang pasien 3. Tingkat pengetahuan gizi seimbang yang sesuai dengan pasien Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kebiasaan makan dan kesesuaian diet pasien. Membantu pasien dalam membuat kebijakan untuk memberikan pengetahuan gizi yang seimbang. 1.3 Ruang Lingkup telaah Perawat merupakan profesi yang unik, profesi yang menangani respon manusia dalam menghadapi masalah kesehatan, dan secara esensial menyangkut kebutuhan dasar manusia. Perawat harus dapat mengkaji kapan suati data indikasi adanya masalah, dan perlakan seperti apa untuk mengatasi masalah kesehatannya dan memenuho kebutuhna dasarnya. Keperawatan pada dasarnya adalah human science and human care; dan caring menyangkut upaya memperlakukan klien secara manusiawi dan utuh sebagai manusia yang berbeda dari manusia lainnya (Watson, 1985). 1.3.1 Peran Perawat Sebagai Pendidik A. Peran Edukator 1. Pembelajaran yang merupakan dasar dari semua tahap kesehatan dan tingkat pencegahan. 2. Perawat harus mampu mengajarkan tindakan peningkatan kesehatan,pencegahan penyakit,memberikan info yang tepat tentang kesehatan. B. Peran Pengamat Kesehatan Mengkoordinir monitoring terhadap perubahan yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang menyangkut masalah kesehatan melalui kunjungan rumah,pertemuan, observasi, dan pengumpulan data. C. Peran Koordinator Pelayanan Kesehatan Mengkoordinir seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerjasama dengan tim kesehatan lain sehingga pelayanan yang diberikan merupakan kegiatan yang menyeluruh. D. Peran Koordinator Perawat melakukan koordinasi terhadap semua pelayanan kesehatan yang diterima oleh keluarga dan bekerja sama dengan keluarga dalam perencanaan pelayanan keperawatan sebagai penghubung dengan institusi pelayanan kesehatan lainnya,supervise terhadap asuhan keperawatan yang dilaksanakan anggota tim. E. Peran Pembaru Perawat dapat berperan sebagai inavator terhadap individu keluarga dan masyarakat dalam merubah perilaku dan pola hidup yang berkaitan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan. F. Peran Fasilitator Perawat merupakan tempat bertanya bagi masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan,diharapkan perawat dapat memberikan solusi mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Riset Diet Rendah Garam 2.1.1 Pengertian Yang dimaksud dengan garam dalam diet garam rendah adalah garam natrium seperti yang terdapat didalam garam dapur (NaCl), soda kue (NaHCO₃), bakin, natrium benzoat, dan vetsin (mono natrium glutamat). Asupan makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung natrium yang dibutuhkan, sehingga tidak ada penetapan kebutuhan natrium sehari. WHO (1990) menganjurkan pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gram sehari (ekivalen dengan 2400 mg natrium). Asupan natrium yang berlebihan, terutama dalam bentuk natrium klorida, dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan tubuh, sehingga menyebabkan edema atau asites dan atau hipertensi. Penyakit-penyakit tertentu seperti sirosis hati, penyakit ginjal tertentu, dekompensasio kordis, toksemia pada kehamilan dan hipertensi esensial dapat menyebabkan gejala edema atau asites dan atau hipertensi. Dalam keadaan demikian asupan garam natrium perlu dibatasi. 2.1.2 Tujuan diet Tujuan diet garam rendah adalah membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada hipertensi. 2.1.3 Syarat Diet Syarat-syarat diet garam rendah adalah : a. Cukup energi, protein, mineral, dan vitamin. b. Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit. c. Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air dan atau hipertensi BAB III PENGOLAHAN DATA & ANALISIS 3.1 Metode Pengumpulan Data & Analisis 3.1.1 Macam diet dan indikasi pemberian Diet garam rendah diberikan kepada pasien dengan edema atau asites dan atau hipertensi seperti yang terjadi pada penyakit dekompensasio kordis, sirosis hati, penyakit ginjal tertentu, toksemia pada kehamilan, dan hipertensi esensial. Diet ini mengandung cukup zat-zat gizi. Sesuai dengan keadaan penyakit dapat diberikan berbagai tingkat diet garam rendah, yakni : • Diet garam rendah I (200-400 mg Na) Diet garam rendah I diberikan pada pasien dengan edema, asites dan atau hipertensi berat. Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya. • Diet garam rendah II (600-800 mg Na) Diet garam rendah II diberikan pada pasien dengan edema, asites dan atau hipertensi tidak terlalu berat. Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya dengan diet garam rendah I. • Diet garam rendah III (1000-1iet 200 mg Na) Diet garam rendah III diberikan pada pasien dengan edema dan atau hipertensi ringan. Pengelolaan makanan boleh menggunakan 4gr garam dapur. • Ukuran Rumah Tangga Bahan Makanan Berat (g) Urt Beras 300 5 gls nasi Daging 100 2 ptg sdg Telur ayam 50 1 btr Tempe 100 4 ptg sdg Kacang hijau 25 2½ sdm Sayuran 200 2 gls Buah 200 2 ptg sdg pepaya Minyak 25 2½ sdm Gula pasir 25 2½ sdm • Nilai Gizi Energi 2230 kkal Protein 75 g Lemak 53 g Karbohidrat 365 g Kalsium 500 mg Besi 24 mg Tiamin 1,2 mg Vitamin C 87 mg Natrium 305 mg • Pembagian Bahan Makanan Sehari Beras 140 g = 2 gls nasi Daging 50 g = 1 ptg sdg Tempe 50 g = 2 ptg sdg Sayuran 75 g = ¾ gls Buah 100 g = 1 ptg sdg pepaya minyak 10 g = 1 sdm PAGI SIANG & SORE Beras 70 g = 1 gls nasi Telur 50 g = 1 btr Sayuran 50 g = ½ gls Minyak 5 g = ½ sdm Gula pasir 10 g = 1 sdm P Pukul 10.00 WIB Kacang hijau 25 g = 2½ sdm Gula pasir 15 g = 1½ sdm • Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan Bahan makanan Dianjurkan Tidak dianjurkan Sumber karbohidrat Beras, kentang, singkong, terigu, tapioka, hunkwe, gula, makanan yang diolah dari bahan makanan tersebut di atas tanpa garam dapur dan soda seperti: makaroni, mi, bihun, roti, biskuit, kue kering. Roti, biskuit dan kue-kue yang dimasak dengan garam dapur dan/atau baking powder dan soda. Sumber protein hewani telur maksimal 1 btr sehari Daging dan ikan maksimal 100 g sehari; telur maksimal 1 btr sehari. Otak, ginjal, lidah, sardin; daging, ikan, susu, dan telur yang diawet dengan garam dapur seperti daging asap, ham, bacon, dendeng, abon, keju, ikan asin, ikan kaleng, kornet, ebi, udang kering, telur asin, dan telur pindang. Sumber protein nabati Semua kacang-kacangan dan hasilnya yang diolah dan dimasak tanpa garam dapur. Keju, kacang tanah dan semua kacang-kacangan dan hasilnya yang dimasak dengan garam dapur dan lain ikatan natrium. Sayuran Semua sayuran segar; sayuran yang diawet tanpa garam dapur dan natrium benzoat. Sayuran yang dimasak dan diawet dengan garam dapur dan lain ikatan natrium, seperti sayuran dalam kaleng, sawi asin, asinan, dan acar. Buah-buahan Semua buah-buahan segar; buah yang diawet tanpa garam dapur dan natrium benzoat. Buah-buahan yang diawet dengan garam dapur dan lain ikatan natrium, seperti buah dalam kaleng. Lemak Minyak goreng, margarin, dan mentega tanpa garam. Margarin dan mentega biasa. Minuman Teh, kopi. Minuman ringan. Bumbu Semua bumbu-bumbu kering yang tidak mengandung garam dapur dan lain ikatan natrium. Garam dapur sesuai ketentuan untuk Diet Garam Rendah II dan III. Garam dapur untuk Diet Garam Rendah I, baking powder, soda kue, vetsin, dan bumbu-bumbu yang mengandung garam dapur seperti: kecap, terasi, maggi, sambal tomat, petis, dan tauco. • Contoh Menu Sehari PAGI SIANG MALAM Nasi Nasi Nasi Telur dadar Ikan acar kuning Daging pesmol Tumis kacang panjang Tahu bacam Keripik tempe Sayur lodeh Cah sayuran Pepaya Pisang Pukul 10.00 WIB Bubur kacang hijau BAB IV PENELITIAN 4.1 Hipotesa I – Diet Rendah Protein 4.1.1 Tujuan Diet Rendah Protein: Diet rendah protein bagi penderita mempunyai tujuan sebagai berikut: • Memberikan makanan dalam jumlah cukup tanpa memberatkan kerja ginjal. • Menurunkan kadar ureum dan kreatinin dalam darah. • Mencegah/mengurangi penimbunan garam/air dalam tubuh. 4.1.2 Hal yang perlu diperhatikan dalam Diet Rendah Protein : • Asupan natrium dibatasi, terutama bila disertai hipertensi atau terjadi oedem, sulit/sedikit kencing (ikuti aturan diet rendah garam). • Kalori yang diberikan harus mencukupi agar protein dalam tubuh tidak dipakai sebagai sumber energi. 4.1.3 Makanan Yang harus dihindari dalam Diet Rendah Protein: • Makanan sumber protein nabati karena mempunyai mutu protein yang lebih rendah bila dibandingkan dengan protein hewani. Contoh: tahu, tempe, oncom, kacang-kacangan (kacang tanah, kacang merah, kacang hijau, kedele, dll). 4.1.4 Makanan yang harus dibatasi dalam Diet Rendah Protein • Sumber protein hewani seperti daging, ayam, telur, ikan, hati, dan lain-lain • Susu dan keju • Makanan atau kue yang dibuat dari bahan tersebut di atas. 4.1.5 Makanan yang diperbolehkan dalam Diet Rendah Protein: • Buah-buahan. • Sayur-sayuran. • Makanan tinggi kalori rendah protein seperti sirup ,madu, ubi-ubian, kue nagasari, hunkwe, dll. 4.1.6 Tips dalam Diet Rendah Protein: • Makanan lebih baik dibuat dalam bentuk kering. • Bila jumlah urin sehari kurang dari normal, maka perlu membatasi minum. 4.2 Hipotesa II – Diet Hati 4.2.1 Pengertian Diet hati Hati merupakan salah satu alat tubuh penting yang berperan dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Sebagain besar hasil pencernaan setelah diabsorpsi, langsung dibawa ke hati untuk disimpan atau diubah menjadi bentuk lain dan diangkut kebagian tubuh yang membutuhkan. 4.2.2 Tujuan Diet Hati  Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal tanpa meberatkan fungsi hati.  Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan lebih lanjut atau meningkatkan fungsi jaringan hati.  Mencegah katabolisme protein.  Mencegah penurunaan berat badan atau meningkatkan berat badan.  Mencegah atau mengurangi asites, varises esofagus, dan hipertesi portal.  Mencegah koma hepatik. 4.2.3 Syarat Diet Hati • Energi Tinggi untuk mencegah pemecahan protein. • Lemak cukup. • Protein agak tinggi. • Vitamin dan mineral. • Natrium diberikan rendah. • Cairan diberikan biasa. • Untuk makanan lemak. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Jenis makanan berhubungan dengan asupan gizi pada pasien 2. Variasi makanan berhubungan dengan asupan gizi pada pasien 3. Cita rasa makanan berhubungan dengan asupan gizi pada pasien B. Saran 1. Disarankan kepada staf keperawatan Gizi agar dapat melakukan penyuluhan dihari pertama kepada pasien, untuk memenuhi nutrisi gizi yang seimbang. 2. Cita rasa makanan yang bervariasi diharapakan dapat menambah selera makan pasien sehingga kebutuhan zat gizi yang seimbang sabagai bagian dari proses diet dapat terpenuhi. 3. Sebelum menyusun menu diawali dengan konsultasi dengan dokter gizi terlebih dahulu ►http://mohammadnabiels.wordpress.com/ ►http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011_01_01_archive.html ►http://sangrelawan.blogspot.com/2010/05/asupan-makanan-pada-pasien-rawat-inap.html Demikian hasil diskusi kelompok kami yang dapat kami paparkan mengenai “Peran Perawat Dalam Memberikan Kesehatan Gizi Seimbang Sesuai Dengan Diet Pasien’ yang menjadi pokok bahasan pada tugas ke -3 (tiga) Mata Kulaih Bahasa Indonesia #2 Tugas kelompok ini tentu masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena keterbatasan pengetahuan para penulis dan kurang referensi yang ada hubungannya dengan tugas kelompok yang kami buat. Semoga apa yang telah kami sampaikan dalam tugas kelompok Bahasa Indonesia, bisa menjadi tambahan ilmu bagi yang terkait ataupun para pembaca lainnya, Terima Kasih.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan dan Sasaran Diet adalah jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang atau organisme tertentu. Jenis diet sangat dipengaruhi oleh latar belakang individu atau keyakinan yang dianut masyarakat tertentu. Walaupun manusia pada dasarnya adalah omnivora, namun suatu kelompok masyarakat biasanya memiliki preferensi atau pantangan terhadap beberapa jenis makanan. Berbeda dalam penyebutan dibeberapa negara, dalam bahasa indonesia, kata “Diet” lebih sering ditunjukkan untuk menyebut suatu upaya menurunkan berat badan atau mengatur asupan nutrisi tertentu. Dalam perkembangannya, diet dalam konteks upaya mengatur asupan nutrisi dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu : ●Menurunkan Berat (massa) badan misalnya bagi model atau aktris yang ingin menjaga penampilannya. ●Meningkatkan Berat (massa) badan misalnya bagi olahragawan atau atlet binaraga yang ingin meningkatkan massa otot. ●Pantang terhadap makanan tertentu misalnya bagi penderita diabetes(rendah karbohidrat dan gula). Gizi seimbang merupakan aneka ragam bahan pangan yang mengandung unsur-unsur gizi yang diperlukan oleh tubuh, baik kualitas (fungsinya), maupun kuantitas (jumlahnya). Direktorat gizi Depkes pada tahun 1995 telah mengeluarkan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Diet gizi seimbang adalah konsumsi makanan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi ibu hamil yang terdiri dari menu yang beraneka ragam makanan dalam jumlah dan proprosi yang sesuai. 1.2 Hipotesa atau Masalah Hipotesa atau masalah yang harus diperhatikan, yaitu : 1. Asupan zat gizi seimbang pasien yang sesuai dengan pasien 2. Ketidasesuaian diet dengan konsumsi zat gizi seimbang pasien 3. Tingkat pengetahuan gizi seimbang yang sesuai dengan pasien Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kebiasaan makan dan kesesuaian diet pasien. Membantu pasien dalam membuat kebijakan untuk memberikan pengetahuan gizi yang seimbang. 1.3 Ruang Lingkup telaah Perawat merupakan profesi yang unik, profesi yang menangani respon manusia dalam menghadapi masalah kesehatan, dan secara esensial menyangkut kebutuhan dasar manusia. Perawat harus dapat mengkaji kapan suati data indikasi adanya masalah, dan perlakan seperti apa untuk mengatasi masalah kesehatannya dan memenuho kebutuhna dasarnya. Keperawatan pada dasarnya adalah human science and human care; dan caring menyangkut upaya memperlakukan klien secara manusiawi dan utuh sebagai manusia yang berbeda dari manusia lainnya (Watson, 1985). 1.3.1 Peran Perawat Sebagai Pendidik A. Peran Edukator 1. Pembelajaran yang merupakan dasar dari semua tahap kesehatan dan tingkat pencegahan. 2. Perawat harus mampu mengajarkan tindakan peningkatan kesehatan,pencegahan penyakit,memberikan info yang tepat tentang kesehatan. B. Peran Pengamat Kesehatan Mengkoordinir monitoring terhadap perubahan yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang menyangkut masalah kesehatan melalui kunjungan rumah,pertemuan, observasi, dan pengumpulan data. C. Peran Koordinator Pelayanan Kesehatan Mengkoordinir seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerjasama dengan tim kesehatan lain sehingga pelayanan yang diberikan merupakan kegiatan yang menyeluruh. D. Peran Koordinator Perawat melakukan koordinasi terhadap semua pelayanan kesehatan yang diterima oleh keluarga dan bekerja sama dengan keluarga dalam perencanaan pelayanan keperawatan sebagai penghubung dengan institusi pelayanan kesehatan lainnya,supervise terhadap asuhan keperawatan yang dilaksanakan anggota tim. E. Peran Pembaru Perawat dapat berperan sebagai inavator terhadap individu keluarga dan masyarakat dalam merubah perilaku dan pola hidup yang berkaitan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan. F. Peran Fasilitator Perawat merupakan tempat bertanya bagi masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan,diharapkan perawat dapat memberikan solusi mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Riset Diet Rendah Garam 2.1.1 Pengertian Yang dimaksud dengan garam dalam diet garam rendah adalah garam natrium seperti yang terdapat didalam garam dapur (NaCl), soda kue (NaHCO₃), bakin, natrium benzoat, dan vetsin (mono natrium glutamat). Asupan makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung natrium yang dibutuhkan, sehingga tidak ada penetapan kebutuhan natrium sehari. WHO (1990) menganjurkan pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6 gram sehari (ekivalen dengan 2400 mg natrium). Asupan natrium yang berlebihan, terutama dalam bentuk natrium klorida, dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan tubuh, sehingga menyebabkan edema atau asites dan atau hipertensi. Penyakit-penyakit tertentu seperti sirosis hati, penyakit ginjal tertentu, dekompensasio kordis, toksemia pada kehamilan dan hipertensi esensial dapat menyebabkan gejala edema atau asites dan atau hipertensi. Dalam keadaan demikian asupan garam natrium perlu dibatasi. 2.1.2 Tujuan diet Tujuan diet garam rendah adalah membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada hipertensi. 2.1.3 Syarat Diet Syarat-syarat diet garam rendah adalah : a. Cukup energi, protein, mineral, dan vitamin. b. Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit. c. Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air dan atau hipertensi BAB III PENGOLAHAN DATA & ANALISIS 3.1 Metode Pengumpulan Data & Analisis 3.1.1 Macam diet dan indikasi pemberian Diet garam rendah diberikan kepada pasien dengan edema atau asites dan atau hipertensi seperti yang terjadi pada penyakit dekompensasio kordis, sirosis hati, penyakit ginjal tertentu, toksemia pada kehamilan, dan hipertensi esensial. Diet ini mengandung cukup zat-zat gizi. Sesuai dengan keadaan penyakit dapat diberikan berbagai tingkat diet garam rendah, yakni : • Diet garam rendah I (200-400 mg Na) Diet garam rendah I diberikan pada pasien dengan edema, asites dan atau hipertensi berat. Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya. • Diet garam rendah II (600-800 mg Na) Diet garam rendah II diberikan pada pasien dengan edema, asites dan atau hipertensi tidak terlalu berat. Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya dengan diet garam rendah I. • Diet garam rendah III (1000-1iet 200 mg Na) Diet garam rendah III diberikan pada pasien dengan edema dan atau hipertensi ringan. Pengelolaan makanan boleh menggunakan 4gr garam dapur. • Ukuran Rumah Tangga Bahan Makanan Berat (g) Urt Beras 300 5 gls nasi Daging 100 2 ptg sdg Telur ayam 50 1 btr Tempe 100 4 ptg sdg Kacang hijau 25 2½ sdm Sayuran 200 2 gls Buah 200 2 ptg sdg pepaya Minyak 25 2½ sdm Gula pasir 25 2½ sdm • Nilai Gizi Energi 2230 kkal Protein 75 g Lemak 53 g Karbohidrat 365 g Kalsium 500 mg Besi 24 mg Tiamin 1,2 mg Vitamin C 87 mg Natrium 305 mg • Pembagian Bahan Makanan Sehari Beras 140 g = 2 gls nasi Daging 50 g = 1 ptg sdg Tempe 50 g = 2 ptg sdg Sayuran 75 g = ¾ gls Buah 100 g = 1 ptg sdg pepaya minyak 10 g = 1 sdm PAGI SIANG & SORE Beras 70 g = 1 gls nasi Telur 50 g = 1 btr Sayuran 50 g = ½ gls Minyak 5 g = ½ sdm Gula pasir 10 g = 1 sdm P Pukul 10.00 WIB Kacang hijau 25 g = 2½ sdm Gula pasir 15 g = 1½ sdm • Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan Bahan makanan Dianjurkan Tidak dianjurkan Sumber karbohidrat Beras, kentang, singkong, terigu, tapioka, hunkwe, gula, makanan yang diolah dari bahan makanan tersebut di atas tanpa garam dapur dan soda seperti: makaroni, mi, bihun, roti, biskuit, kue kering. Roti, biskuit dan kue-kue yang dimasak dengan garam dapur dan/atau baking powder dan soda. Sumber protein hewani telur maksimal 1 btr sehari Daging dan ikan maksimal 100 g sehari; telur maksimal 1 btr sehari. Otak, ginjal, lidah, sardin; daging, ikan, susu, dan telur yang diawet dengan garam dapur seperti daging asap, ham, bacon, dendeng, abon, keju, ikan asin, ikan kaleng, kornet, ebi, udang kering, telur asin, dan telur pindang. Sumber protein nabati Semua kacang-kacangan dan hasilnya yang diolah dan dimasak tanpa garam dapur. Keju, kacang tanah dan semua kacang-kacangan dan hasilnya yang dimasak dengan garam dapur dan lain ikatan natrium. Sayuran Semua sayuran segar; sayuran yang diawet tanpa garam dapur dan natrium benzoat. Sayuran yang dimasak dan diawet dengan garam dapur dan lain ikatan natrium, seperti sayuran dalam kaleng, sawi asin, asinan, dan acar. Buah-buahan Semua buah-buahan segar; buah yang diawet tanpa garam dapur dan natrium benzoat. Buah-buahan yang diawet dengan garam dapur dan lain ikatan natrium, seperti buah dalam kaleng. Lemak Minyak goreng, margarin, dan mentega tanpa garam. Margarin dan mentega biasa. Minuman Teh, kopi. Minuman ringan. Bumbu Semua bumbu-bumbu kering yang tidak mengandung garam dapur dan lain ikatan natrium. Garam dapur sesuai ketentuan untuk Diet Garam Rendah II dan III. Garam dapur untuk Diet Garam Rendah I, baking powder, soda kue, vetsin, dan bumbu-bumbu yang mengandung garam dapur seperti: kecap, terasi, maggi, sambal tomat, petis, dan tauco. • Contoh Menu Sehari PAGI SIANG MALAM Nasi Nasi Nasi Telur dadar Ikan acar kuning Daging pesmol Tumis kacang panjang Tahu bacam Keripik tempe Sayur lodeh Cah sayuran Pepaya Pisang Pukul 10.00 WIB Bubur kacang hijau BAB IV PENELITIAN 4.1 Hipotesa I – Diet Rendah Protein 4.1.1 Tujuan Diet Rendah Protein: Diet rendah protein bagi penderita mempunyai tujuan sebagai berikut: • Memberikan makanan dalam jumlah cukup tanpa memberatkan kerja ginjal. • Menurunkan kadar ureum dan kreatinin dalam darah. • Mencegah/mengurangi penimbunan garam/air dalam tubuh. 4.1.2 Hal yang perlu diperhatikan dalam Diet Rendah Protein : • Asupan natrium dibatasi, terutama bila disertai hipertensi atau terjadi oedem, sulit/sedikit kencing (ikuti aturan diet rendah garam). • Kalori yang diberikan harus mencukupi agar protein dalam tubuh tidak dipakai sebagai sumber energi. 4.1.3 Makanan Yang harus dihindari dalam Diet Rendah Protein: • Makanan sumber protein nabati karena mempunyai mutu protein yang lebih rendah bila dibandingkan dengan protein hewani. Contoh: tahu, tempe, oncom, kacang-kacangan (kacang tanah, kacang merah, kacang hijau, kedele, dll). 4.1.4 Makanan yang harus dibatasi dalam Diet Rendah Protein • Sumber protein hewani seperti daging, ayam, telur, ikan, hati, dan lain-lain • Susu dan keju • Makanan atau kue yang dibuat dari bahan tersebut di atas. 4.1.5 Makanan yang diperbolehkan dalam Diet Rendah Protein: • Buah-buahan. • Sayur-sayuran. • Makanan tinggi kalori rendah protein seperti sirup ,madu, ubi-ubian, kue nagasari, hunkwe, dll. 4.1.6 Tips dalam Diet Rendah Protein: • Makanan lebih baik dibuat dalam bentuk kering. • Bila jumlah urin sehari kurang dari normal, maka perlu membatasi minum. 4.2 Hipotesa II – Diet Hati 4.2.1 Pengertian Diet hati Hati merupakan salah satu alat tubuh penting yang berperan dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Sebagain besar hasil pencernaan setelah diabsorpsi, langsung dibawa ke hati untuk disimpan atau diubah menjadi bentuk lain dan diangkut kebagian tubuh yang membutuhkan. 4.2.2 Tujuan Diet Hati  Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal tanpa meberatkan fungsi hati.  Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan lebih lanjut atau meningkatkan fungsi jaringan hati.  Mencegah katabolisme protein.  Mencegah penurunaan berat badan atau meningkatkan berat badan.  Mencegah atau mengurangi asites, varises esofagus, dan hipertesi portal.  Mencegah koma hepatik. 4.2.3 Syarat Diet Hati • Energi Tinggi untuk mencegah pemecahan protein. • Lemak cukup. • Protein agak tinggi. • Vitamin dan mineral. • Natrium diberikan rendah. • Cairan diberikan biasa. • Untuk makanan lemak. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Jenis makanan berhubungan dengan asupan gizi pada pasien 2. Variasi makanan berhubungan dengan asupan gizi pada pasien 3. Cita rasa makanan berhubungan dengan asupan gizi pada pasien B. Saran 1. Disarankan kepada staf keperawatan Gizi agar dapat melakukan penyuluhan dihari pertama kepada pasien, untuk memenuhi nutrisi gizi yang seimbang. 2. Cita rasa makanan yang bervariasi diharapakan dapat menambah selera makan pasien sehingga kebutuhan zat gizi yang seimbang sabagai bagian dari proses diet dapat terpenuhi. 3. Sebelum menyusun menu diawali dengan konsultasi dengan dokter gizi terlebih dahulu ►http://mohammadnabiels.wordpress.com/ ►http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011_01_01_archive.html ►http://sangrelawan.blogspot.com/2010/05/asupan-makanan-pada-pasien-rawat-inap.html Demikian hasil diskusi kelompok kami yang dapat kami paparkan mengenai “Peran Perawat Dalam Memberikan Kesehatan Gizi Seimbang Sesuai Dengan Diet Pasien’ yang menjadi pokok bahasan pada tugas ke -3 (tiga) Mata Kulaih Bahasa Indonesia #2 Tugas kelompok ini tentu masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena keterbatasan pengetahuan para penulis dan kurang referensi yang ada hubungannya dengan tugas kelompok yang kami buat. Semoga apa yang telah kami sampaikan dalam tugas kelompok Bahasa Indonesia, bisa menjadi tambahan ilmu bagi yang terkait ataupun para pembaca lainnya, Terima Kasih.